Atap rumah bukan hanya elemen yang menaungi rumah dan seisinya. Melalui atap rumah kita bisa mengetahui selera estetika si pemilik rumah, pada era apa rumah itu dibangun, menciptakan area sosial di luar ruangan, bahkan sebagai tempat di mana energi alternatif dihasilkan. Bagaimana cara para arsitek merespon perkembangan fungsi atap tanpa mengurangi nilai visual rumah? Berikut ini adalah atap-atap rumah paling menarik karya para ahli homify dari berbagai belahan dunia. Pasti salah satunya akan mempesona dan mengilhami Anda untuk mewujudkannya.
Atap ini adalah cara arsitek merespon kondisi lahan yang terjal. Halaman rumput di atap rumah menjadi penghubung yang manis antara rumah dan tanah berbukit di belakangnya.
Di sini atap ibarat garis yang membingkai sebuah bangun persegi panjang. Potensi sebagai teras atap nyaman untuk keluarga terlihat jelas di sini.
Rumah dengan atap pelana mungkin biasa saja bagi kita di Indonesia. Atap pelana pada gambar ini luar biasa karena terbuat dari rangka yang sangat kuat dan terbukti mampu menahan berat atap yang tertutup salju. Selain itu, desain atap juga terlihat kekinian berkat warna rangka gelap dan dinding kaca.
Tentu bukan jerami sungguhan, karena bahan ini tak tahan lama. Nuansa pedesaan yang alami di rumah ini begitu kental berkat jerami sintetis yang menutupi semua bagian atap pelana. Bahan ini telah bisa didapatkan di toko online.
Genteng tanah liat atau bitumen (aspal), itu sudah biasa. Bagaimana kalau genteng dari batu lempeng? Gaya Mediterania tampak kental pada penampilan rumah ini berkat penggunaan material batu pada atap, dinding dan pagar.
Pada dasarnya, atap rumah ini adalah gabungan antara atap pelana dan atap miring. Atap miring menjadi perpanjangan salah satu sisi atap pelana di rumah pegunungan gaya country. Sebuah cara cerdas untuk memperluas area rumah tanpa mengubah struktur atap pelana.
Sepintas lalu sepertinya ada beberapa rumah pada gambar ini. Ilusi optik ini tercipta karena beberapa ruang di rumah ini memiliki tinggi atap yang berbeda dan tidak dibangun secara linear.
Bentuk rumah ini begitu menggoda. Saya tak akan menyalahkan Anda kalau tiba-tiba ingin bermain seluncuran di atasnya.
Meski pada dasarnya bentuk rumah adalah rumah kubus, terobosan dilakukan dengan mengaplikasikan semacam lapisan dinding eksterior yang dilapisi motif betekstur yang terbuat dari cetakan semen. Bukan hanya dinding, lapisan bertekstur juga menutupi sebagian atap depan dan menjadi sentuhan industrial yang futuristis.
Genteng beton adalah pilihan populer di tengah masyarakat kita sebagai bahan penutup atap. Biasanya genteng beton berbentuk persegi panjang, namun pada contoh ini genteng beton berbentuk bundar. Menarik bukan?
Di sini kita melihat bagaimana atap miring menjadi sentuhan ultra modern di sebuah hunian. Sentuhan ultra modern ini turut diperkuat oleh dinding miring pada fasad rumah yang dengan dua jendela kaca.
Atap pelana menjadi pusat perhatian yang menjulang, sedangkan atap datar ibarat sayap di kanan kirinya.
Atap datar ternyata tidak hanya bisa diterapkan pada bangunan gaya modern. Rumah gaya kolonial ini mengaplikasikan atap datar yang terbuat dari batu bata tanpa polesan, berpadu manis dengan atap serambi di bagian depan.
Atap miring bisa dimodifikasi sesuai kondisi lahan dan kesan yang ingin ditampilkan. Lahan rumah yang luas dimanfaatkan dengan membagi area hunian menjadi tiga bagian berdasarkan bentuk atapnya. Di sini atap miring menaungi sayap kanan dan kiri rumah, mengapit sebuah area beratap datar di tengahnya.
Dari jauh rumah ini terlihat seperti sebuah segitiga raksasa. Atap rumah pada dasarnya adalah atap pelana dengan bagian miring yang memanjang sampai ke bawah. Bentuk atap seperti ini bisa melindungi dua bagian samping rumah dari sinar matahari yang menyengat.
Fungsi ataplah yang membuat kami memilih atap ini sebagai salah satu atau paling keren. Barisan panel surya (solar cell) pada atap merupakan bukti kesadaran mengenai pemanfaatan energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari.
Lubang persegi di atap rumah ini menjadi dekorasi fasad rumah yang memikat kami, sekaligus fungsional karena akan memperlancar sirkulasi udara di sekitar rumah. Di saat hujan, teras tidak akan basah karena ada atap kaca yang melindunginya.
Meski ada banyak gaya atap kekinian, model atap klasik dari jaman kolonial tidak kehilangan pesonanya. Kepala di masing-masing ujung bubungan dan dinding berlekuk-lekuk mirip gapura menjadi ciri khas yang tak ditemukan pada gaya atap lainnya. Sekilas mirip dengan bentuk atap Museum Wayang di kawasan Kota Tua Jakarta. Plus, seluruh bagian atap ini ditutup dengan jerami sintetis yang menjadikan rumah bersejarah ini cantik otentik.
Perhatikan bagaimana cara arsitek menciptakan pertemuan kedua ujung atap pelana ini. Ada kesan dinamis yang tersembunyi pada rumah dengan atap pelana ganda ini.
Bukan hanya atap datar yang bisa jadi tempat bersantai, atap pelana pun bisa! Caranya adalah dengan mengurangi ketinggian bubungan atap hingga atap hampir melandai, lalu tanam rumput di atasnya. Jangan lupa tambahkan tangga agar siapa pun bisa naik turun ke atasnya kapan saja!
Dengan bantuan bentuk atap yang kondusif, pemanfaatan lahan sempit pun menjadi maksimal. Bentuk atap miring yang juga maksimal memungkinkan adanya ruang di antara lantai dasar dan atap, seperti yang ditunjukkan oleh gambar.
Menumbuhkan rumput di atap dapat menjadi solusi untuk membawa hawa sejuk ke dalam rumah. Sebuah inovasi dilakukan seorang arsitek Atelier Nero dari Jepang dengan membangun atap berbentuk separuh bola dan menanam rumput di atasnya. Sebuah ide yang membuat rumah tradisional ini modern pada saat yang sama.
Atap rumah piramida sama klasiknya dengan atap pelana. Apalagi jika ditutup dengan jerami dan hiasan tepat di tengah puncaknya. Atap rumah ini mengingatkan saya pada atap rumah adat Bali.
Atap pelana sejatinya bukan bentuk atap tradisional asli Jepang. Namun arsitek kami Kawara berhasil memadukannya dengan cemerlang di rumah gaya klasik Jepang ini. Sama seperti contoh sebelumnya, ketinggian bubungan atap pelana dikurangi sedemikian rupa sehingga atap tampak rendah di depan, namun meninggi ke belakang.
Siapa saja bebas berkarya dan memiliki ide di dunia ini, termasuk di bidang arsitektur. Arsitek kami mencoba memadukan dua gaya atap pada rumah ini, yaitu atap pelana dan atap gambrel, yang keduanya merupakan atap gaya klasik.